Selasa, 01 November 2016

MAKALAH MASALAH SOSIAL PAEDOFIL

TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR


DISUSUN OLEH :
RIZKY RACHMAD FIRDAUS(16116613)

KELAS : 1KA23




Daftar Isi
Pernyataan ...........................................................................................................      i
Kata pengantar......................................................................................................     ii
Daftar isi................................................................................................................      iii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar belakang.................................................................................................    1
1.2  Tujuan ............................................................................................................      2
1.3  Sasaran............................................................................................................      2
Bab II permasalahan
2.1  Pengertian pedofil .......................................................................................       3
2.1.1 Faktor-faktor penyebab terjadinya pedofil ................................................   3
2.2  Analisis SWOT ............................................................................................        4
Bab III kesimpulan dan rekomendasi
3.1 Kesimpulan....................................................................................................       6
3.2 Rekomendasi.................................................................................................       6
Referensi..............................................................................................................        7













BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
         Kasus pedofilia yang sedang ramai disorot media di Jakarta International School (JIS) menambah daftar panjang kasus kekerasan seksual pada anak-anak. Namun tidak hanya di Jakarta, kasus serupa juga menimpa 11 pelajar di Medan, yang dilakukan oleh gurunya yang merupakan warga negara Singapura. Juga di Tenggarong, Kalimantan Timur, seorang guru melakukan sodomi kepada muridnya. Bahkan di tahun 2010 lalu, kasus pedofilia yang disertai kasus pembunuhan dan mutilasi menimpa empat belas anak jalanan di Jakarta. Pelakunya adalah Babe Baikuni yang dikenal dengan sebutan ‘Babe’. Kasus kejahatan seksual terhadap anak sudah sampai tingkat darurat, sangat mengkhawatirkan. Angkanya terus naik dari tahun ke tahun.
Menurut data laporan kepada Komnas Perlindungan Anak, pada tahun 2011 ada 2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan seksual. Dan pada tahun 2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya kekerasan seksual (bbc,18/1). Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Bareskrim Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600 kasus asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak-anak.
Pelecehan seksual terhadap anak dapat mengakibatkan dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis di kemudian hari. Dampak psikologis, emosional, fisik dan sosialnya meliputi depresi, gangguan stres pasca trauma, kegelisahan, gangguan makan, rasa rendah diri yang buruk, kekacauan kepribadian. Juga menyebabkan terjadinya gangguan psikologis, gangguan syaraf, sakit kronis, perubahan perilaku seksual, masalah sekolah/belajar, dan masalah perilaku termasuk penyalahgunaan obat terlarang, perilaku menyakiti diri sendiri, kriminalitas ketika dewasa bahkan bunuh diri.
Dampak mengerikan lainnya yaitu siklus pedofilia, abused-abuser cycle. Ihshan Gumilar, peneliti dan dosen Psikologi Pengambilan Keputusan menjelaskan, yaitu berawal dari korban (abused) pelecehan seksual di masa kecil, lalu tumbuh dewasa jadi orang yang memakan korban (abuser). Orang yang jadi korban pelecehan seks saat kecil, saat dewasa akan berpikir melampiaskan seks dapat dilakukan pada anak kecil. Itulah yang terjadi pada ZA salah satu tersangka pelaku sodomi di JIS yang pada usia 14 tahun disodomi oleh William James Vahey, seorang pedofil buronan FBI yang pernah mengajar di JIS selama 10 tahun. Itulah siklus pedofil menghasilkan pedofil baru.

1.2    Tujauan
1.  Memahami dan menyadari penyebab terjadinya peadofil
2.  Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam   usaha penanggulangannya.
3.  Menyadari dan memahami dampak yang terjadi akibat peadofil

1.3   Sasaran
1.   Remaja
      Para remaja harus memahami bahwa masa depan yang cerah ada di tangan kita sendiri. Jika   kita ingin menjadi orang yang sukses. Remaja harus mempunyai pengetahuan yang benar tentang sex.
2.   Orang tua
     lingkungan keluarga Pada saat ini di kota besar terkadang dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada umumnya tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan remaja akan penerapan moral dan pendidikan agama pada putra-putrinya, selain itu diakibatkan tidak harmonisnya hubungan antara anak remaja dengan orang tua. Misalnya akibat broken home atau orang tua tinggalnya berjauhan  padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang tua tetapi mereka tidak disisinya. Sehingga perhatian orang tua dan keluarga yang relatif longgar terhadap anaknya dalam memberikan nilai-nilai hidup yang bersifat mencegah kejahatan pelecehan seksual
3.  Pemerintah
     Pemerintah seharusnya memberikan ketegasan dalam masalah hukum untuk para pelaku pedofil . Memberikan hukuman yang sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan supaya mereka merasa jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi karena lambart laun bisa menghancurkan generasi bangsa.
4.   Lingkungan dan Budaya
      Permisifitas dan abainya masyarakat terhadap potensi pelecehan seksual. Ketiga, faktor kegagapan budaya dimana tayangan sadisme, kekerasan, pornografi, dan berbagai jenis tayangan destruktif lainnya ditonton, namun minim proses penyaringan pemahaman.



BAB II
PERMASALAHAN

2.1.      Pengertian Pedofil
           Orang-orang yang menikmati pornografi anak (pelaku) disebut pedofil. Beberapa pedofil secara seksual tertarik hanya terhadap anak-anak dan sama sekali tidak tertarik terhadap orang dewasa. Pedofilia biasanya mempumuai penyakit kelainan sex kondisi kronis.

2.1.1    Faktor – faktor Yang Menyebabkan Terjadinya pedofil
            Faktor risiko adalah faktor yang dapat berkontribusi untuk terjadinya suatu masalah atau kejadian. Variabel dalam faktor risiko secara bermakna mempunyai asosiasi dengan hasil akhir yang buruk. Faktor-faktor risiko terhadap kejadian child abuse.
1.    Faktor keluarga
       Lingkungan keluarga Pada saat ini di kota besar terkadang dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada umumnya tidak sempat lagi memperhatikan kebutuhan remaja akan penerapan moral dan pendidikan agama pada putra-putrinya, selain itu diakibatkan tidak harmonisnya hubungan antara anak remaja dengan orang tua. Misalnya akibat broken home atau orang tua tinggalnya berjauhan  padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang tua tetapi mereka tidak disisinya.
2.    Faktor Lingkungan
       Lingkungan sosial Terjadi perubahan sosial dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai pada remaja. Perkenalan remaja dengan seks sesungguhnya bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Perkenalan tersebut akibat dari lingkungan yang mendorong mereka tidak hanya mengenal seks tetapi sekaligus mempraktekkan hubungan seks diluar nikah. Para remaja mungkin bisa memalingkan muka atau mematikan tv, vcd yang menayangkanfilm dengan adegan kissing atau berkumpul di tepi  pantai. Adegan-adegan itu mereka saksikan hampir setiap hari pada saatnya mereka seharusnya belajar dan beribadah.
Pergualan bebas Adanya kecenderungan pergaulan yang semakin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat dengan tidak mematuhi aturan dan norma yang berlaku. Dengan mudah kita dapat melihat perilaku penyimpangan seksual. Terlebih ada mitos beredar di masyarakat bahwa “seorang pria akan awet muda jika melakukan hubungan seksual dengan orang yang lebih muda”. Oleh karena itu, mereka akan cenderung mencoba kepada anak kecil.

3.     Faktor Lingkungan Sekolah dan Pendidikan
        lingkungan sekolah Masalah seksual pada remaja mungkin terjadi karena kegagalannya sekolah formal untuk mensosialisasikan nilai moral dan agama yang akan membentuk disiplin para remaja. Pada saat ini lembaga-lembaga pendidikan agaknya lebih banyak memusatkan muatan pengajaran  pada masalah iptek dan kurang memaksimalkan masalah-masalah moralitas.
Penundaan usia perkawinan Taraf pendidikan yang semakin tinggi di masyarakat, maka semakin tertunda kebutuhan untuk melaksanakan perkawinan misalnya belum menyelesaikan studi karena tuntunan orang tua, belum mendapatkan pekerjaan yang jelas, hal ini dapat berakibat buruk jika seseorang yang sudah waktunya menikah belum menikah. Di lain pihak terdapat norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang semakin tinggi untuk perkawinan, misalnya pendidikan, pekerjaan dan batas usia minimum dalam menikah. tabu-larangan  pada kalangan remaja, remaja cederung mempunyai rasa ingin tahu yang lebih. Sehingga meskipun ada hal yang dilarang, mereka akan mencoba untuk mengetahui kenapa hal itu dilarang.

2.2       Analisis Tawuran Menggunakan SWOT
            Analisis permasalahan prdofil dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strenght)
a. Kurangnya pengawasan orang tua
b  Pergaulan bebas
c  Pendidiakan moralitas yang lemah
d Mudah nya masuk budaya barat.

2.   Kelemahan (Weakness)
a.   Lemahnya hukuman yang berlaku untuk pelaku pedofil
b.   Pendidiakn moralitas yang lemah
c.   Kurangnya perhatian dari orang tua, serta lingkungan sekitar.
d.  Kurangnya peran aparat keamanan


3.   Peluang (Opportunity)
a. Kurangnya pengawasan dari pihak RT/RW setempat untuk memantau tejadinya kejahatan kelamin
b. Kurang beratnya hukuman yang di berikan pada pelaku tidak memberiakan efek jera
c. Kurangnya kegiatan-kegiatan pembelajaran moral dan pemahaman tentang kekerasan, kriminalitas dan seksualitas.

4.  Tantangan/Hambatan (Threats)
a.  Di tangkap polisi / dipenjarakan
b.  Penyebaran yang semakin luas
c.  Kekerasan dan kehilangan nyawa
d. Merugikan bagi masyarakat banyak









BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1       Kesimpulan
            Memahami dan menyadari penyebab terjadinya pedofilia dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut merupakan faktor internal yang diakibatkan dari kurangnya pendidikan dan moral yang masih lemah Faktor eksternal terdapat dari orang tua, lingkungan, sekolah yakni sama kurangnya kesadaran dari itu semua dan kurangnya pendekatan secara moral.
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga sebagai manusia harus saling membantu terutama hal yang positif. Mengingatkan orang lain dan peka terhadap hal-hal yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga dapat mencari solusi untuk mencegahnya.
Dampak yang terjadi akibat pedofil harus dapat disadari. Dampak tersebut sangat besar pengaruhnya dan sangat buruk bukan hanya materi, tetapi moral juga sehingga bisa merusak generasi bangsa karena koban pedopil punya harat untuk menularkan.

3.2       Rekomendasi
            Memperkuat ajaran moral di masyarakat.
Harus ada hukuman yang jelas dan yang berat untuk pelaku pedofil untuk memberi efek jera pada pelaku.
Orang tua sebagai sosok yang paling dekat dapat memberikan arahan yang diperlukan sehingga komunikasi berjalan baik antara anak dengan orang tua. Kesenjangan dalam keluarga dapat terhindar jika komunikasi positif selalu dibiasakan di dalam rumah.peran orang tua sangat penting dalam pemahaman yang benar tengtang kekerasan dan kriminalitas
Mengadakan kegiartan rutin yang positif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membina mental dan emosional.





Referensi :
1.    http://mapyourinfo.com/wiki/id.wikipedia.org/pedofilia
4.    http://www.globalmuslim.web.id/2014/05/negeri-darurat-pedofilia-selamatkan.html?m

=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar