TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR
DISUSUN OLEH :
RIZKY RACHMAD FIRDAUS(16116613)
KELAS : 1KA23
Daftar Isi
Pernyataan ........................................................................................................... i
Kata pengantar...................................................................................................... ii
Daftar
isi................................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar
belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................
2
1.3 Sasaran............................................................................................................
2
Bab II permasalahan
2.1 Pengertian pedofil ....................................................................................... 3
2.1.1 Faktor-faktor penyebab terjadinya pedofil ................................................ 3
2.2 Analisis SWOT
............................................................................................
4
Bab III kesimpulan dan rekomendasi
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 6
3.2 Rekomendasi................................................................................................. 6
Referensi..............................................................................................................
7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kasus pedofilia yang sedang ramai disorot media di
Jakarta International School (JIS) menambah daftar panjang kasus kekerasan
seksual pada anak-anak. Namun tidak hanya di Jakarta, kasus serupa juga menimpa
11 pelajar di Medan, yang dilakukan oleh gurunya yang merupakan warga negara
Singapura. Juga di Tenggarong, Kalimantan Timur, seorang guru melakukan sodomi
kepada muridnya. Bahkan di tahun 2010 lalu, kasus pedofilia yang disertai kasus
pembunuhan dan mutilasi menimpa empat belas anak jalanan di Jakarta. Pelakunya
adalah Babe Baikuni yang dikenal dengan sebutan ‘Babe’. Kasus kejahatan seksual
terhadap anak sudah sampai tingkat darurat, sangat mengkhawatirkan. Angkanya
terus naik dari tahun ke tahun.
Menurut data laporan kepada Komnas Perlindungan Anak,
pada tahun 2011 ada 2.509 laporan kekerasan dan 59% nya adalah kekerasan
seksual. Dan pada tahun 2012 Komnas PA menerima 2.637 laporan yang 62% nya
kekerasan seksual (bbc,18/1). Tahun 2013, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
Bareskrim Mabes Polri mencatat sepanjang tahun 2013 sekurangnya terjadi 1600
kasus asusila mulai dari pencabulan hingga kekerasan fisik pada anak-anak.
Pelecehan seksual terhadap anak dapat mengakibatkan
dampak negatif jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis
di kemudian hari. Dampak psikologis, emosional, fisik dan sosialnya meliputi
depresi, gangguan stres pasca trauma, kegelisahan, gangguan makan, rasa rendah
diri yang buruk, kekacauan kepribadian. Juga menyebabkan terjadinya gangguan
psikologis, gangguan syaraf, sakit kronis, perubahan perilaku seksual, masalah
sekolah/belajar, dan masalah perilaku termasuk penyalahgunaan obat terlarang,
perilaku menyakiti diri sendiri, kriminalitas ketika dewasa bahkan bunuh diri.
Dampak mengerikan lainnya yaitu siklus pedofilia,
abused-abuser cycle. Ihshan Gumilar, peneliti dan dosen Psikologi Pengambilan
Keputusan menjelaskan, yaitu berawal dari korban (abused) pelecehan seksual di
masa kecil, lalu tumbuh dewasa jadi orang yang memakan korban (abuser). Orang
yang jadi korban pelecehan seks saat kecil, saat dewasa akan berpikir
melampiaskan seks dapat dilakukan pada anak kecil. Itulah yang terjadi pada ZA
salah satu tersangka pelaku sodomi di JIS yang pada usia 14 tahun disodomi oleh
William James Vahey, seorang pedofil buronan FBI yang pernah mengajar di JIS
selama 10 tahun. Itulah siklus pedofil menghasilkan pedofil baru.
1.2 Tujauan
1. Memahami
dan menyadari penyebab terjadinya peadofil
2. Peka
terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta
dalam usaha penanggulangannya.
3. Menyadari
dan memahami dampak yang terjadi akibat peadofil
1.3 Sasaran
1. Remaja
Para remaja harus memahami bahwa masa depan yang cerah
ada di tangan kita sendiri. Jika kita ingin menjadi orang yang
sukses. Remaja harus mempunyai pengetahuan yang benar tentang sex.
2. Orang tua
lingkungan keluarga Pada saat ini di kota besar terkadang
dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada umumnya tidak sempat lagi
memperhatikan kebutuhan remaja akan penerapan moral dan pendidikan agama pada
putra-putrinya, selain itu diakibatkan tidak harmonisnya hubungan antara anak
remaja dengan orang tua. Misalnya akibat broken home atau orang tua tinggalnya
berjauhan padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang
tua tetapi mereka tidak disisinya. Sehingga perhatian orang tua dan keluarga
yang relatif longgar terhadap anaknya dalam memberikan nilai-nilai hidup yang
bersifat mencegah kejahatan pelecehan seksual
3. Pemerintah
Pemerintah seharusnya memberikan ketegasan dalam masalah
hukum untuk para pelaku pedofil . Memberikan hukuman yang sesuai dengan apa
yang sudah mereka lakukan supaya mereka merasa jera dan tidak mengulangi
perbuatannya lagi karena lambart laun bisa menghancurkan generasi bangsa.
4. Lingkungan dan Budaya
Permisifitas dan abainya masyarakat terhadap potensi
pelecehan seksual. Ketiga, faktor kegagapan budaya dimana tayangan sadisme,
kekerasan, pornografi, dan berbagai jenis tayangan destruktif lainnya ditonton,
namun minim proses penyaringan pemahaman.
BAB
II
PERMASALAHAN
2.1. Pengertian Pedofil
Orang-orang yang menikmati pornografi anak (pelaku)
disebut pedofil. Beberapa pedofil secara seksual tertarik hanya terhadap
anak-anak dan sama sekali tidak tertarik terhadap orang dewasa. Pedofilia
biasanya mempumuai penyakit kelainan sex kondisi kronis.
2.1.1 Faktor – faktor Yang Menyebabkan Terjadinya pedofil
Faktor risiko adalah faktor yang dapat berkontribusi
untuk terjadinya suatu masalah atau kejadian. Variabel dalam faktor risiko
secara bermakna mempunyai asosiasi dengan hasil akhir yang buruk. Faktor-faktor
risiko terhadap kejadian child abuse.
1. Faktor
keluarga
Lingkungan keluarga Pada saat ini di kota besar terkadang
dapat dikatakan bahwa keluarga kita pada umumnya tidak sempat lagi memperhatikan
kebutuhan remaja akan penerapan moral dan pendidikan agama pada putra-putrinya,
selain itu diakibatkan tidak harmonisnya hubungan antara anak remaja dengan
orang tua. Misalnya akibat broken home atau orang tua tinggalnya
berjauhan padahal pada saat tertentu remaja sangat membutuhkan orang
tua tetapi mereka tidak disisinya.
2. Faktor
Lingkungan
Lingkungan sosial Terjadi perubahan sosial dapat
menyebabkan pergeseran nilai-nilai pada remaja. Perkenalan remaja dengan seks
sesungguhnya bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Perkenalan tersebut akibat dari
lingkungan yang mendorong mereka tidak hanya mengenal seks tetapi sekaligus
mempraktekkan hubungan seks diluar nikah. Para remaja mungkin bisa memalingkan
muka atau mematikan tv, vcd yang menayangkanfilm dengan adegan kissing atau
berkumpul di tepi pantai. Adegan-adegan itu mereka saksikan hampir
setiap hari pada saatnya mereka seharusnya belajar dan beribadah.
Pergualan bebas Adanya kecenderungan pergaulan yang
semakin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat dengan tidak mematuhi
aturan dan norma yang berlaku. Dengan mudah kita dapat melihat perilaku
penyimpangan seksual. Terlebih ada mitos beredar di masyarakat bahwa “seorang
pria akan awet muda jika melakukan hubungan seksual dengan orang yang lebih
muda”. Oleh karena itu, mereka akan cenderung mencoba kepada anak kecil.
3. Faktor
Lingkungan Sekolah dan Pendidikan
lingkungan sekolah Masalah seksual pada remaja mungkin
terjadi karena kegagalannya sekolah formal untuk mensosialisasikan nilai moral
dan agama yang akan membentuk disiplin para remaja. Pada saat ini
lembaga-lembaga pendidikan agaknya lebih banyak memusatkan muatan
pengajaran pada masalah iptek dan kurang memaksimalkan
masalah-masalah moralitas.
Penundaan usia perkawinan Taraf pendidikan yang semakin
tinggi di masyarakat, maka semakin tertunda kebutuhan untuk melaksanakan
perkawinan misalnya belum menyelesaikan studi karena tuntunan orang tua, belum
mendapatkan pekerjaan yang jelas, hal ini dapat berakibat buruk jika seseorang
yang sudah waktunya menikah belum menikah. Di lain pihak terdapat norma sosial
yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang semakin tinggi untuk
perkawinan, misalnya pendidikan, pekerjaan dan batas usia minimum dalam
menikah. tabu-larangan pada kalangan remaja, remaja cederung
mempunyai rasa ingin tahu yang lebih. Sehingga meskipun ada hal yang dilarang,
mereka akan mencoba untuk mengetahui kenapa hal itu dilarang.
2.2 Analisis Tawuran
Menggunakan SWOT
Analisis
permasalahan prdofil dengan memperhatikan dan mempertimbangkan
kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan
(Strenght)
a. Kurangnya
pengawasan orang tua
b Pergaulan
bebas
c Pendidiakan
moralitas yang lemah
d Mudah
nya masuk budaya barat.
2. Kelemahan
(Weakness)
a. Lemahnya
hukuman yang berlaku untuk pelaku pedofil
b. Pendidiakn
moralitas yang lemah
c. Kurangnya
perhatian dari orang tua, serta lingkungan sekitar.
d. Kurangnya peran
aparat keamanan
3. Peluang
(Opportunity)
a. Kurangnya
pengawasan dari pihak RT/RW setempat untuk memantau tejadinya kejahatan kelamin
b. Kurang
beratnya hukuman yang di berikan pada pelaku tidak memberiakan efek jera
c. Kurangnya
kegiatan-kegiatan pembelajaran moral dan pemahaman tentang kekerasan,
kriminalitas dan seksualitas.
4. Tantangan/Hambatan
(Threats)
a. Di
tangkap polisi / dipenjarakan
b. Penyebaran
yang semakin luas
c. Kekerasan
dan kehilangan nyawa
d. Merugikan
bagi masyarakat banyak
BAB
III
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Memahami dan menyadari penyebab terjadinya pedofilia
dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut
merupakan faktor internal yang diakibatkan dari kurangnya pendidikan dan moral
yang masih lemah Faktor eksternal terdapat dari orang tua, lingkungan, sekolah
yakni sama kurangnya kesadaran dari itu semua dan kurangnya pendekatan secara
moral.
Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga sebagai
manusia harus saling membantu terutama hal yang positif. Mengingatkan orang
lain dan peka terhadap hal-hal yang terjadi pada lingkungan sekitar sehingga
dapat mencari solusi untuk mencegahnya.
Dampak yang terjadi akibat pedofil harus dapat disadari.
Dampak tersebut sangat besar pengaruhnya dan sangat buruk bukan hanya materi,
tetapi moral juga sehingga bisa merusak generasi bangsa karena koban pedopil
punya harat untuk menularkan.
3.2 Rekomendasi
Memperkuat ajaran moral di masyarakat.
Harus ada hukuman yang jelas dan yang berat untuk pelaku
pedofil untuk memberi efek jera pada pelaku.
Orang tua sebagai sosok yang paling dekat dapat
memberikan arahan yang diperlukan sehingga komunikasi berjalan baik antara anak
dengan orang tua. Kesenjangan dalam keluarga dapat terhindar jika komunikasi
positif selalu dibiasakan di dalam rumah.peran orang tua sangat penting dalam
pemahaman yang benar tengtang kekerasan dan kriminalitas
Mengadakan kegiartan rutin yang positif untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membina mental dan emosional.
Referensi :
1. http://mapyourinfo.com/wiki/id.wikipedia.org/pedofilia
4. http://www.globalmuslim.web.id/2014/05/negeri-darurat-pedofilia-selamatkan.html?m
=0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar